Selamat Datang Di Media Online Abu Waznah "Sebaik-Baik Kalian Adalah Yang Paling Bermanfaat Bagi Orang Lain"

23 Feb 2009

Muthafa Kamal Attaturk Pasya (1880-1938 M) ”Manusia Berhala”

Oleh: Lukman bin Ma'sa, Maulana, Riyan
Muqaddimah
Prinsip perjuangan Musthafa Kamal Pasya (Kemalisme) adalah berorientasi pada sekularisme, penghapusan peran agama dari kehidupan publik, dengan mencontoh, mengekor secara membabibuta kepada Barat. Idiologi ini, yang sejak awal diperkenalkan pada masyarakat Turki telah menimbulkan kontroversi, pro dan kontra. Sebagai idiologi politik, Kemalisme telah melahirkan nilai-nilai yang bertentagan dengan Islam. Dimana Islam selaku al-Din mengatur segala aspek kehidupan baik privat maupun publik.
Dalam mengusung ide-idenya, Musthafa Kamal yang sejatinya adalah seorang Yahudi, menggunakan institusi militer, karena dengan sokongan mileter yang kuat dia dapat dengan leluasa memaksakan idiologinya. Sebagai seorang pembesar militer dia dengan mudah membentuk satuan-satuan pengawal yang siap mati membela dan mempertahankan pendapatnya, hingga kedalam sidang-sidang parlemen mereka kontrol.
Biografi Singkat Musthafa Kamal Attatur
A. Kelahiran dan Keluarganya
Mustafa Kamal lahir tahun 1880, di kota Salanik ( kota Yahudi) daerah Macedonia yang berpenduduk sekitar 140.000 jiwa. Delapan puluh ribu diantaranya adalah orang-orang Yahudi Espana, dan dua puluh ribu lainnya lagi adalah orang-orang Yahudi Al-Dunama yang merupakan kaum Yahudi yang berpura-pura masuk Islam.
Secara resmi Mustafa Kamal adalah anak Ali Ridha. Sedangkan ibunya bernama Zubaidah. Masih diliputi keraguan yang tebal mengenai nasab Mustafa kemal. Bahkan dia sendiri tidak mengakui Ali Ridha sebagai bapaknya. Konon ada yang mengatakan bahwa kedua orang tuanya berasal dari Albania .
Pernah dalam suatu kesempatan, Mustafa Kamal melakukan pemeriksaan kembali terhadap kantor sensus penduduk di kota Salanik, dan kemudian menggugurkan pertalian nasabnya dengan Ali Ridha, yang dianggap bapaknya.
Konon, Zubaidah (ibu Mustafa Kamal) hamil dari hasil perzinahannya dengan seorang pria bernama Abdumusin Agha. Mengingat dia pernah bekerja pada salah satu galangan kapal di kota salanik. Maka lahirlah Mustafa kamal sebagai anak yang tidak diketahui nama kakeknya, baik dari pihak ibu atau dari pihak bapaknya (yang setatusnyapun belum pasti)
Perkawinan Ali ridha sendiri dengan Zubaidah merupakan perkawinan yang sangat kontras. Kenapa demikian?. Sebab perbedaan usia kedua pasangan tersebut mencapai dua puluh tahunan. Disamping Zubaidah sendiri adalah gadis cantik namun penyeleweng!.
Bapak Mustafa Kamal (Abdumusin Agha) adalah seorang atheis dan pengagum pemikiran-pemikiran Barat. Ia meninggal dunia di kota Salanik tahun 1886 disebabkan menderita penyakit tuberkolosis (TBC), karena mabuk-mabukan yang merupakan kegemarannya, Abdumusin Agha meninggalkan Mustafa Kamal dan saudara perempuannya Maqbullah.
Di masa kecil, Mustafa Kamal sangat dibenci dan dikucilkan teman-temannya. Di sekolah, ia sering bertengkar dan bercekcok dengan guru-gurunya. Ia merasa senang manakala dapat menyakiti seseorang.
Mustafa Kamal sering berselisih dengan para senior dalam kelompok Al Ittihad wa At Turaqqi, suatu kelompok yang ikut bergabung di dalamnya tokoh-tokoh pemimpin Turki seperti Anwar, Thal’at dan Jawid. Perselisihan itu timbul karena kegagalan Mustafa dalam merebut salah satu posisi kunci dalam kelompok tersebut.

B. Pendidikan dan Karir Militer
Pertama kali Mustafa Kamal belajar di sekolah agama. Kemudian oleh ibunya (Zubaidah) ia diikutkan ke sekolah modern. Sepeninggal bapaknya (Abdumusin Agha, tahun 1886), Mustafa Kamal dibawa ibunya ke ladang pertanian pamannya Hussain Agha, dekat kota Salanik. Di sana , Mustafa Kamal bekerja membantu pamannya membersihkan kandang, mencarikan makanan domba dan menjaga pertanian.
Kemudian ibunya memindahkan disebuah sekolah di kota Salanik. Di kota tersebut, Mustafa Kamal sering berkelahi dengan murid-murid yang lain, sehingga dia dipukul oleh salah seorang guru. Maka larilah Mustafa Kamal dari sekolah tersebut dan tidak kembali lagi.
Pada tahun 1893, Mustafa Kamal masuk ke sekolah militer di kota Salanik. Setelah empat tahun dia lulus dari sekolah ketentaraan tingkat menengah di Monester, yakni di kota Balkan. Kota dimana fitnah bergolak dengan hebatnya menentang sistem kekhilafahan.
Lulus dari Monester tahun 1899. kemudian Mustafa Kamal dikirim ke Akademi Militer Istambul. Lulus dari akademi tersebut tahun 1902, Mustafa Kamal melanjutkan pendidikan di Akademi Staf Komando Militer, lulus tahun 1905. Selanjutnya dia ikut bergabung dengan pasukan Divisi V di Damaskus, sebagai perwira dengan pangkat Mayor. Saat itu usianya 25 tahun. Dalam tugasnya di Damaskus, dia dimasukkan dalam Batalyon kaveleri 30. Di sana , ia tinggal selama dua tahun, sehingga pangkatnya naik menjadi Aghas (pangkat antara Mayor dan Letkol).
Mustafa Kamal akhirnya pindah ke Salanik di kodam III, di sana ia masuk anggota kelompok Al Ittihad wa At Turaqqi. Dalam kelompok tersebut ia menghadapi beberapa rival yang kuat, seperti Anwar, dan Thal’at.
Tahun 1910, ia dikirim ke Perancis untuk mengikuti latihan militer. Sepulangnya dari Perancis, ia diangkat menjadi Direktur Pendidikan Perwira. Karirnya terus menanjak, setelah berhasil memenangkan salah satu peperangan di Ghalipuli, sampai akhirnya ia diangkat sebagai panglima pasukan di Palestina. Di kota Al-Quds, Mustafa Kamal mengadakan perjanjian dengan Allenby, panglima pasukan Inggris.
Pihak Inggris telah bersepakat dengan Mustafa kamal supaya ia menarik pasukannya dari Palestina dan memberi kesempatan kepada Allenby untuk masuk bersama pasukannya dalam keadaan tenang dan damai, yang dengan demikian pasukan Allenby dapat memukul pasukan Turki ke-4 dengan pukulan yag mematikan, setelah sebelumnya Allenby mundur dengan membawa kegagalan di pintu As Salth, yakni setelah dikalahkan oleh Jamal Pasya, yang merupakan panglima pasukan Turki ke-4.
Maka akibat pengkhianatan ini, Mustafa kamal, menjadikan kehancuran bagi kekuatan Turki untuk selama-lamanya. Hasil pertemuan itu sangatlah memilukan:
“Jumlah tawanan mendekati seratus ribu tentara, di luar jumlah mereka yang mati oleh peluru orang-orang Druze dan Armenia .”

Konspirasi Dibalik Keberhasilan Muthafa Kamal
Bangsa Yahudi Israel dengan gerakan zionismenya, dan bangsa Nasrani sangat berperan dalam keruntuhan kekhilafahan terakhir umat Islam, yaitu Turki Utsmani. Gerakan Zionisme ini setidaknya melakukan beberapa langkah untuk menjauhkan umat Islam dari ajaran agamanya, seperti yang terjadi di Turki yaitu, pertama, menanamkan paham sekularisme pada rakyat Turki ketika itu. Langkah ini mendapat sambutan dan aktualisasi radikal dari orang-orang Turki keturunan Yahudi ketika itu, sehingga dengan cepat menyebar dan mengakar pada mayoritas umat Islam yang ada di Turki. Kedua, menanamkan paham eksistensialisme, yaitu paham yang bermakna mengembalikan manusia kepada dirinya sendiri. Sejatinya, paham ini hanyalah memberikan kebebasan pada manusia untuk berperilaku sekehendak dirinya sebagai manusia bebas. Ketiga, berusaha untuk menghapuskan sistem khilafah. Upaya Yahudi dan Nasrani untuk menghancurkan kekhilafahan muslimin ini dilakukan dengan perencanaan yang matang dan universal. Hal ini dapat di lihat dari dokumen yang tersimpan di pusat dokumen umum di London.
Keruntuhan Khilafah Islamiyah pada prinsipnya tidak lepas dari konspirasi Musthafa Kemal Attaturk sang pengkhianat dengan Inggris. Muthafa Kemal bersama organisasi Turki Muda dan Al-Ittihad wa at-Taraqqiy (Partai Persatuan dan Pembangunan) terus menggoyang Majelis Nasional Turki. Akhirnya, setelah melalui rapat panjang hingga pagi hari, pada tanggal 23 Maret 1924, Majelis Nasional mengumumkan bahwa sejak hari itu, Khilafah Islam dihapuskan dan agama secara pasti harus dipisahkan dari negara.
Dalam bagian lain dari sejarah keruntuhan kekhilafahan Turki Utsmani, disebutkan bahwa setidaknya ada dua hal yang menjadi penyebab keruntuhannya yaitu gerakan misionaris dan gerakan separatisme dan nasionalisme.
Gerakan misionaris dapat terlihat ketika ahlu dzimmah -khususnya orang Kristen- yang mendapat hak istimewa zaman Sulaiman II, akhirnya menuntut persamaan hak dengan muslimin. Hak istimewa ini dimanfaatkan untuk melindungi provokator dan intel asing dengan jaminan perjanjian antara khilafah dengan Bizantium (1521), Prancis (1535), dan Inggris (1580). Dengan hak istimewa ini, jumlah orang Kristen dan Yahudi meningkat di dalam negeri. Ini dimanfaatkan misionaris yang mulai menjalankan gerakan sejak abad ke-16. Malta dipilih sebagai pusat gerakannya. Dari sana mereka menyusup ke Suriah (1620) dan tinggal di sana sampai 1773. Di tengah mundurnya intelektualitas Dunia Islam, mereka mendirikan pusat kajian sebagai kedok gerakannya. Pusat kajian ini kebanyakan milik Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat, yang digunakan Barat untuk mengemban kepemimpinan intelektualnya di Dunia Islam, disertai serangan mereka terhadap pemikiran Islam. Serangan ini sudah lama dipersiapkan orientalis Barat, yang mendirikan Pusat Kajian Ketimuran sejak abad ke-14.
Gerakan misionaris dan orientalis itu merupakan bagian tak terpisahkan dari imperialisme Barat di dunia Islam. Untuk menguasainya - meminjam istilah Imam al-Ghozali - Islam sebagai asas harus hancur, dan khilafah Islam harus runtuh. Untuk meraih tujuan pertama, serangan misionaris dan orientalis diarahkan untuk menyerang pemikiran Islam; sedangkan untuk meraih tujuan kedua, mereka hembuskan nasionalisme dan memberi stigma pada khilafah sebagai Orang Sakit (The Sick Man). Agar kekuatan khilafah lumpuh, sehingga agar bisa sekali pukul jatuh, maka dilakukanlah upaya intensif untuk memisahkan Arab dengan lainnya dari khilafah. Dari sinilah, lahir gerakan patriotisme dan nasionalisme di dunia Islam. Di Eropa, wilayah yang dikuasai khilafah diprovokasi agar memberontak (abad 19-20), seperti kasus Serbia, Yunani, Bulgaria, Armenia dan terakhir Krisis Balkan, sehingga khilafah Turki Utsmani kehilangan banyak wilayahnya, dan yang tersisa hanya Turki.
Para misionaris itu bekerja dengan berkedok lembaga-lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan. Awalnya akibat dari tindakan itu hanya kecil saja. Tapi selama abad ke 18 dan 19 ketika kemunduran Khilafah mulai muncul, mereka mampu mengeksplotasi kelemahan negara dan menyebarkan konsep-konsep yang jahat kepada masyarakat. Di abad 19, Beirut menjadi pusat aktivitas misionaris. Selama masa itu, para misionaris mengeksploitasi perselisihan dalam negeri diantara orang Kristen dan Druze dan kemudian antara Kristen dan Muslim, dengan Inggris berpihak pada Druze sementara Perancis berpihak pada Kristen Maronit. Selama masa itu para misionaris itu memiliki dua agenda utama: (1) Memisahkan Orang Arab dari Khilafah Usmani; (2) Membuat kaum muslimin merasa terasing dari ikatan Islam.
Gerakan separatisme dan nasionalisme makin terlihat jelas dengan propaganda yang dilakukan oleh negara-negara Eropa seperti Inggris, Prancis, dan Rusia. Itu bertujuan untuk menghancurkan khilafah Islam. Keberhasilannya memakai sentimen kebangsaan dan separatisme di Serbia, Hongaria, Bulgaria, dan Yunani mendorongnya memakai cara sama di seluruh wilayah khilafah. Hanya saja, usaha ini lebih difokuskan di Arab dan Turki. Sementara itu, Kedubes Inggris dan Prancis di Istambul dan daerah-daerah basis khilafah - seperti Baghdad, Damsyik, Beirut, Kairo, dan Jeddah - telah menjadi pengendalinya. Untuk menyukseskan misinya, dibangunlah 2 markas. Pertama, Markas Beirut, yang bertugas memainkan peranan jangka panjang, yakni mengubah putra-putri umat Islam menjadi kafir dan mengubah sistem Islam jadi sistem kufur. Kedua, Markas Istambul, bertugas memainkan peranan jangka pendek, yaitu memukul telak khilafah.
Kedubes negara Eropapun mulai aktif menjalin hubungan dengan orang Arab. Di Kairo dibentuk Partai Desentralisasi yang diketuai Rofiqul 'Adzim. Di Beirut, Komite Reformasi dan Forum harfiah dibentuk. Inggris dan Prancis mulai menyusup ke tengah orang Arab yang memperjuangkan nasionalisme. Pada 8 Juni 1913, para pemuda Arab berkongres di Paris dan mengumumkan nasionalisme Arab. Dokumen yang ditemukan di Konsulat Prancis Damsyik telah membongkar rencana pengkhianatan kepada khilafah yang didukung Inggris dan Prancis.
Di Markas Istambul, negara-negara Eropa tak hanya puas merusak putra-putri umat Islam di sekolah dan universitas lewat propaganda. Mereka ingin memukul khilafah dari dekat secara telak. Caranya ialah mengubah sistem pemerintahan dan hukum Islam dengan sistem pemerintahan Barat dan hukum kufur. Kampanye mulai dilakukan Rasyid Pasha, Menlu zaman Sultan Abdul Majid II (1839). Tahun itu juga, Naskah Terhormat (Kholkhonah) -yang dijiplak dari UU di Eropa- diperkenalkan. Tahun 1855, negara-negara Eropa -khususnya Inggris-memaksa khilafah Utsmani mengamandemen UUD, sehingga dikeluarkanlah Naskah Hemayun (11 Februari 1855). Midhat Pasha, salah satu anggota Kebatinan Bebas diangkat jadi perdana menteri (1 September 1876). Ia membentuk panitia Ad Hoc menyusun UUD menurut Konstitusi Belgia. Inilah yang dikenal dengan Konstitusi 1876. Namun, konstitusi ini ditolak Sultan Abdul Hamid II dan Sublime Port-pun enggan melaksanakannya karena dinilai bertentangan dengan syari'at. Midhat Pashapun dipecat dari kedudukan perdana menteri. Turki Muda yang berpusat di Salonika -pusat komunitas Yahudi Dunamah- memberontak (1908). Khalifah dipaksanya mengumumkan UUD yang diumumkan Turki Muda di Salonika, lalu dibukukanlah parlemen yang pertama dalam khilafah Turki Utsmani (17 November 1908). Bekerja sama dengan syaikhul Islam, Sultan Abdul Hamid II dipecat dari jabatannya, dan dibuang ke Salonika. Sejak itu sistem pemerintahan Islam berakhir.
Tampaknya Inggris belum puas menghancurkan khilafah Turki Utsmani secara total. Perang Dunia I (1914) dimanfaatkan Inggris menyerang Istambul dan menduduki Gallipoli. Dari sinilah kampanye Dardanella yang terkenal itu mulai dilancarkan. Pendudukan Inggris di kawasan ini juga dimanfaatkan untuk mendongkrak popularitas Mustafa Kemal Pasha-yang sengaja dimunculkan sebagai pahlawan pada Perang Ana Forta (1915). Ia-agen Inggris, keturunan Yahudi Dunamah dari Salonika-melakukan agenda Inggris, yakni melakukan revolusi kufur untuk menghancurkan khilafah Islam. Ia menyelenggarakan Kongres Nasional di Sivas dan menelurkan Deklarasi Sivas (1919 M), yang mencetuskan Turki merdeka dan negeri Islam lainnya dari penjajah, sekaligus melepaskannya dari wilayah Turki Utsmani. Irak, Suriah, Palestina, Mesir, dll mendeklarasikan konsensus kebangsaan sehingga merdeka. Saat itu sentimen kebangsaan tambah kental dengan lahirnya Pan-Turkisme dan Pan Arabisme; masing-masing menuntut kemerdekaan dan hak menentukan nasib sendiri atas nama bangsanya, bukan atas nama umat Islam.
Sejak tahun 1920, Mustafa Kemal Pasha menjadikan Ankara sebagai pusat aktivitas politiknya. Setelah menguasai Istambul, Inggris menciptakan kevakuman politik, dengan menawan banyak pejabat negara dan menutup kantor-kantor dengan paksa sehingga bantuan khalifah dan pemerintahannya mandeg. Instabilitas terjadi di dalam negeri, sementara opini umum menyudutkan khalifah dan memihak kaum nasionalis. Situasi ini dimanfaatkan Mustafa Kemal Pasha untuk membentuk Dewan Perwakilan Nasional - dan ia menobatkan diri sebagai ketuanya - sehingga ada 2 pemerintahan; pemerintahan khilafah di Istambul dan pemerintahan Dewan Perwakilan Nasional di Ankara. Walau kedudukannya tambah kuat, Mustafa Kemal Pasha tetap tak berani membubarkan khilafah. Dewan Perwakilan Nasional hanya mengusulkan konsep yang memisahkan khilafah dengan pemerintahan. Namun, setelah perdebatan panjang di Dewan Perwakilan Nasional, konsep ini ditolak. Pengusulnyapun mencari alasan membubarkan Dewan Perwakilan Nasional dengan melibatkannya dalam berbagai kasus pertumpahan darah. Setelah memuncaknya krisis, Dewan Perwakilan Nasional ini diusulkan agar mengangkat Mustafa Kemal Pasha sebagai ketua parlemen, yang diharap bisa menyelesaikan kondisi kritis ini.
Dalam bagian lain sejarah Turki Utsmani, memang disebutkan beberapa hal yang mengakibatkan mundurnya kekuasaan khilafah sehingga mengakibatkan pula hilangnya kekuasaan khilafah Islamiyyah dari pangkuan Umat Islam, antara lain: pertama, lemahnya administrasi pemerintahan akibat terlalu luasnya wilayah kekuasaan Turki Utsmani. Kedua, sering terjadinya pemberontakan dan peperangan, khususnya pada abad-abad terakhir kekuasaan Turki Utsmani, akibat dari heterogenitas penduduk. Ketiga, kelemahan para penguasa dalam mengelola stabilitas politik. Keempat, terjadinya dekadensi moral di kalangan pejabat kekhilafahan, seperti merebaknya budaya pungli dan korupsi. Kelima, pemberontakan tentara Jenissari yang notabene adalah tentara yang paling kuat di kekhilafahan Turki Utsmani. Ini terjadi pada tahun 1525 M, 1632 M, 1727 M, dan 1826 M. Keenam, merosotnya perekonomian akibat peperangan, khususnya setelah kekalahan pada Perang Dunia I. dan terakhir, ketujuh, terjadinya stagnasi dalam lapangan ilmu dan teknologi akibat menurunnya semangat berfikir dan kreatifitas ilmiah. Sehingga, ketika dibandingkan dengan peradaban Barat ketika itu, Turki Utsmani mulai kehilangan taji dan pengaruhnya.

Paham Attaturk Tentang Agama dalam Kehidupan Publik
Program pembaruan yang diusung oleh Musthafa Kamal adalah Membaratkan Turki dan ini bukanlah dimulai dari nol, sebab sebelumnya telah dimulai oleh beberapa pemimpin Turki Utsmani yaitu sejak zaman Tanzimat dibawah kekuasaan Sultan Mahmud II, yang berkuasa antara 1807-1839. Yang kemudian melahirkan tiga aliran pembaruan di Turki yaitu Islam, Barat dan Nasionalis.
Pertam, Golongan Barat dengan tokohnya Tewfik Fikret (1867-1951) dan Dr. Abdullah Jewdat (1869-1932) berpandangan bahwa kemunduran Turki disebabkan oleh orang turki sendiri. Mereka buta, jahil dan ketinggalan zaman. Didepan mereka terdapat selubung yang membuat mereka tidak dapat melihat dan berfikir, selubung itu adalah syari’at. Dan untuk mengobati penyakit ini adalah dengan memakai cara Barat dalam mengatasi penyakit-penyakit mereka. Maka orang Turki harus berguru kepada mereka, karena peradaban hanya satu, yaitu peradaban Barat dan peradaban inilah yang mesti diambil, baik ia harum atau tidak.
Kedua, Golongan Islam dengan salah satu pemukanya Mehmed Akif(1870-1936) tertarik dengan kemajuan Jepang . apa sebabnya bangsa jepang maju? Karena mereka hanya mengambil ilmu pengetahuan serta tekhnologi dari barat dan menolak adat istiadat mereka. Adapun yang menyebabkan bangsa Turki mundur adalah karena mereka meninggalkan syari’at, syari’at tidak lagi dijalankan di Turki Utsmani. Oleh sebab itu obatnya adalah membuat syari’at berlaku untuk segala aspek kehiduan rakyat Turki.
Tiga, Dari golongan Nasionalis Turki, Zia Gokal (1875-19924) menerangkan bahwa kelemahan disebabkan oleh keengganan ummat Islam mengakui adanya perubahan dalam kondisi kehiduan mereka, dan disamping itu tidak mau melihat perlunya diadakan interpretasi baru yang sesuai dengan kondisi zaman , terhadap ajaran-ajaran dasar Islam. oleh sebab itu instiusi-institusi tradisional yang telah usang atau peradaban Islam harus dihilangkan. Tapi walaupun demikian kebudayaan dan nasionalisme yang akan dihidupkan kembali itu harus dijiwai Islam. adapun peradaban barat menurut golongan nasionalis Turki tidak boleh ditiru dalam segala hal. Unsur-unsur kebudayaan barat dapat dijadikan model untuk pembentukan kebudayaan nasional Turki yang modern.
Pasca kekalahan Turki Utsmani dan sekutunya Jerman dalam Perang Dunia I tahun 1918, banyak pemimpin Turki Muda melarikan diri ke luar negri, yang kemudian dimanfaatkan dengan leluasa oleh Musthafa Kamal dalam menerapkan ide-idenya.
Ide-ide pembaruan menurut musthafa kamal adalah penggabungan dari nilai-nilai Islam, westernisasi dan nasionalisme, walaupun yang paling menonjol adalah westernisasi yang dengan ditopang oleh nasionalisme yang kokoh. Dalam persoalan bernegara, ia berusaha sekuat tenaga menerapkan sistem negara sekuler. Nilai-nilai peradaban barat sangat kuat mempengaruhi pemikiran sistem kenegaraannya.
Sehingga menurut Musthafa kamal kalau ingin maju dan menerapkan ide barat, maka tidak ada jalan lain kecuali mengambil secara keseluruhan apa yang menjadi nilai barata tersebut. Bukan hanya mengambil sebagian saja. Masyarakat Turki harus diubah menjadi masyarakat yang mempunyai peradaban barat.
Meski Musthafa Kamal Attaturk seorang nasionalis dan pengagum peradaban Barat tidaklah sampai menghapuskan atau menentang keberadaan agama Islam. Baginya Islam adalah agama yang rasional yang perlu bagi ummat manusia. Tetapi agama yang rasional ini telah dirusak oleh tangan manusia. Oleh sebab itu ia melihat perlu diadakan pembaruan dalam soal agama untuk disesuaikan dengan bumi Turki. Maka diterjemahkanlah al-Qur’an kedalam bahasa Turki, azan dalam bahasa Turki, madrasah ditutup, dan lain sebagainya.
Dalam bahasa Prof. Madya fadhlullah Jamil, Kemalisme merupakan satu ideologi yang cetek dan serba kacau, penuh dengan kontroversi dan kontradiksi. Ideologi ini ditegakkan diatas enam prinsip yaitu, negara Turki adalah sebuah republik, bersifat nasionalis, populis (mengutamakan kepentingan rakyat), etatis (mementingkan campurtangan negara dalam bidang ekonomi), sekular, dan revolusionari.
Untuk melihat lebi jelas kekacauan kemalisme ini adalah dengan melihan pada cara-cara Musthafa Kamal khususnya dalam menangani Islam ;
1. Langkah pertama yang dilakukan Musthafa kamal setelah berkuasa adalah menghapuskan kesultanan Utsmaniyah pada tahun 1922 dengan alasan sultan adalah penghianat negara.
2. Pada tanggal 29 Oktober 1923, Turki diproklamirkan menjadi Republik, dengan presiden pertama Musthafa Kamal Attaturk
3. Penghapusan jabatan khalifah, tepatnya 3 Maret 1924 dalam sidang Majelis Nasional Agung dengan alasan rakyat Turki masih menganggap bahwa Khalifah adalah kepala negara
4. Unifikasi dan sekularisasi Pendidkan, Penghapusan Sistem pendidikan Islam(madrasah), 3 maret 1924
5. Larangan memakai tarbus dan penutup kepala lainnya, sebagai gantinya adalah topi koboy, karena menurut Musthafa kamal topi koboy ini adalah simbol kemajuan, tepatnya 25 November 1925
6. Penghapusan tugas jama’ah dan makam, 30 November 1925
7. Peraturan sipil tentang perkawinan, 17 Februari 1926
8. Kalender Islam diganti dengan kalender Gregorian (kalender Kristen), 1926
9. Penghapusan Islam sebagai agama negara, 1928
10. Penggunaan angka latin dan penghapusan tulisan Arab, 1 november 1928
11. Perintah agar al-Qur’an diterjemahkan dalam bahasa Turki serta adzan dikomandangkan dalam bahasa Turki, 1932
12. Pelajar laki-laki dan perempuan belajar bersama-sama, 1932
13. Penghapusan panggilan, gelar seperti effendy, Bey, Pasha, 26 november 1934
14. Larangan penggunaan pakaian asli, 3 desember 193
15. Menukar hari libur dari hari jum’at menjadi hari ahad, 1935
16. Dan lain-lain

Penutup
Sangat sulit untuk menemukan sebuah definisi yang dapat menjelaskan manusia seperti Musthafa Kamal Attaturk, dia terlahir dari hasil hubungan haram dan tidak mungkin berdarah Turki. Menganggap dirinya Tuhan, memerintahkan agar patung-patung dirinya dibuat disetiap sudut kota, alun-alun sampai ke desa-desa. serta dianggap pengikutnya Tuhan, sehingga mereka sering memuji-muji Attaturk melebihi memuji Allah SWT, dengan kata-kata ”Engkau adalah penyelamat kami, pemimpin agung, engkaulah pencipta kami” dan sebagainya. Bahkan Ishmet Inunu berkata ketika mengiringi dibelakang peti jenazah Musthafa Kamal bahwa ” Sesungguhnya Mencintai attaturk adalah Ibadah.” maka kita katakan ’sesungguhnya membenci Musthafa Kamal adalah ibadah.”




Referensi
1. Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam:Imperium Turki Utsmani, Jakarta: Kalam Mulia, 1988
2. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2003
3. Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta: Bulan Bintang, 2003
4. Abdul Sani, Lintas Sejarah Pemikiran Perkembangan Modern Dalam Islam, Jakarta: Raja Grapindo Persada, 1998
5. M. Natsir, Caita Selekta, Jakarta, Bulan Bintang: 1973, Cet.3
6. Madya Fadhlullah Jamil, Islam di Asia Barat Moden: SejarahPenjajahan dan P ergolakan, Selangor: Thiker’s Librarys, 2000
7. WAMY, Al-Mausu’ah Al-Muyassarah fi Adyan wal Madzahib Al-Mu’ashirah.
Adelmazeder, Parasit Aqidah.
8. William G. Carr, Yahudi Menggenggam Dunia, Pustaka Al-Kautsar.
9. Irfan S. Awwas dan Drs. Muh. Thalib (Ed.), Doktrin Zionisme dan Ideologi, Wihdah Press.
10. Dhabith Tarki Sabiq, Kamal Attaturk: Pengusung Sekulerisme dan Penghancur Khilafah Islamiah, Senayan Publishing, Cetakan: I, Juni 2008
11. http://www.jamaahmuslimin.com/dakwah/htm
12. http://hizbut-tahrir.or.id/2007/04/01/politik-ulama.
13. http://id.wikipedia.org/Kesultanan_Utsmaniyah
14. http://www.syabab.com/index. konspirasi-kolonialis-eropa-menghancurkan-khilafah


Dokumen yang lengkap dengan Footnotenya Klik :download


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright@ 2008 By Abu Waznah
Template by : kendhin x-template.blogspot.com